Sanitasi di perkotaan merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. Meningkatkan kualitas sanitasi perkotaan merupakan salah satu agenda utama pembangunan kota yang berkelanjutan dan inklusif. Namun dalam pelaksanaannya, masalah sanitasi memang sangat kompleks. Kota-kota yang padat penduduk kerap dihadapkan pada tantangan besar dalam pengelolaan limbah domestik, penyediaan akses sanitasi yang aman dan layak, serta memastikan kebersihan lingkungan yang memadai. Permasalahan ini berakar dari kurang memadainya infrastruktur sanitasi, rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi yang baik, hingga permasalahan dalam pengelolaan limbah domestik yang berkelanjutan.

SNV Indonesia, mitra pembangunan dari Belanda, bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri telah berhasil mendukung Kota Bandar Lampung, Kota Metro Lampung, dan Kota Tasikmalaya dalam mewujudkan sanitasi perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan melalui program WASH SDG. Hasil pembelajaran selama lima tahun (2018-2023) dari program tersebut telah berhasil diadopsi dan diadaptasi di daerah lain, seperti yang disampaikan pada Lokakarya Diseminasi Pembelajaran dan Penutupan Program, di Hotel Ambhara, Jakarta (20/3/24).

Dalam upaya mewujudkan sanitasi yang aman, SNV Indonesia melakukan berbagai program di tiga kota tersebut. Programnya meliputi advokasi pembentukan dan penerbitan regulasi pengelolaan air limbah domestik perkotaan, peningkatan kapasitas kelembagaan pengampu sektor sanitasi, pendampingan penyusunan dokumen perencanaan, pembentukan forum multi-pihak untuk kampanye perubahan perilaku, serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana sanitasi di Puskesmas.

Rizki Pandu Permana, Country Director SNV Indonesia menyatakan, “Kami juga melakukan pendampingan terhadap wirausaha sanitasi, termasuk para pekerjanya, untuk memastikan tersedianya jasa layanan sanitasi yang aman dan profesional. SNV juga memfasilitasi perbaikan dan rehabilitasi infrastruktur IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja).”

Hasil survei program WASH SDG menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam akses sanitasi aman di beberapa kota Indonesia. Survei awal tahun 2017 mencatat bahwa di Kota Metro, akses sanitasi aman hanya sebesar 28% (kota Metro), 27,6% (Kota Bandar Lampung), dan Kota Tasikmalaya di angka 2%. Namun setelah pelaksanaan program WASH SDG yaitu survei akhir 2023, tercatat kenaikan yang menggembirakan, di mana Kota Metro mencapai 39%, Kota Bandar Lampung 37,8%, dan Tasikmalaya mencapai 15%.

Menanggapi capaian ini, Ahmad Fajri, Plh Kepala Pusat Fasilitasi Kerjasama, Kementerian Dalam Negeri, menyatakan, “Kerjasama dengan SNV telah membantu pemerintah nasional dan daerah dalam berkolaborasi, terutama di sektor WASH, untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mandiri.”

Sementara itu, Nitta Rosalin dari Direktorat SUPD II Kementerian Dalam Negeri memberikan apresiasi terhadap praktik baik yang dilakukan SNV dan Kementerian Dalam Negeri. Ia berharap praktik ini dapat diaplikasikan di kota-kota besar lainnya. Nitta berharap adanya komitmen kepala daerah dalam percepatan pembangunan sanitasi khususnya terkait pembiayaan, pendanaan, perencanaan, dan penganggaran untuk air minum, sanitasi, dan perumahan.

Keberhasilan program ini melibatkan ID COMM dalam mendukung komunikasi yang efektif antara SNV Indonesia, Kementerian Dalam Negeri, dan pemerintah daerah. Melalui strategi komunikasi yang terarah dan efisien, ID COMM berhasil memperkuat kolaborasi dan koordinasi antar pihak, memastikan informasi yang tepat waktu dan akurat tersampaikan, serta membangun pemahaman yang kuat tentang pentingnya sanitasi yang inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat perkotaan.

Penulis: Agil Asmoaji

Editor: Yulia Maroe, Riska Fiati