Saat ini masyarakat dunia semakin peduli dengan permasalahan iklim. Era industri telah banyak menyisakan krisis lingkungan. Diperlukan sebuah pendekatan ekonomi yang tidak merusak alam, sehingga keberlangsungan hidup tetap terjaga.Penguatan kemandirian ekonomi lokal dengan memanfaatkan sumber daya alam secara seimbang, terus mendapat perhatian, alih-alih mendorong ekonomi yang bersifat terpusat dan eksploitatif.
Adalah Ekonomi Nusantara sebuah konsep ekonomi sebagai respon atas tantangan lingkungan dan keberlanjutan kesejahteraan manusia, yang dipercaya sebagai jawabannya. Konsep ini menekankan pentingnya memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana serta membangun ekonomi yang berkelanjutan.
Pembahasan tentang ekonomi lokal yang berkelanjutan dan Konsep Ekonomi Nusantara menjadi sorotan penting dalam sebuah diskusi media yang dilaksanakan di Kantor Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta (29/4) dalam rangka peringatan Hari Bumi pada 22 April 2024. Pada isampaikan bahwa konsep Ekonomi Nusantara adalah untuk mencapai keseimbangan ekonomi yang berpihak pada masyarakat dan ini sejalan dengan visi Hari Bumi, sebagai upaya untuk menjaga alam dari kerusakan.
Diskusi ini menghadirkan Zenzi Suhadi, Direktur Eksekutif Nasional WALHI dan Farah Sofa, Program Officer Natural Resources and Climate Change Ford Foundation Indonesia. Selain itu, terdapat representasi masyarakat lokal yang turut memeriahkan diskusi. Sri Hartati, perwakilan dari Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Bayang Bungo Sumatera Barat dan Astrid Hasan, perwakilan dari komunitas Desa Kalaodi, Maluku Utara memberikan penjelasan tentang manfaat ekonomi nusantara bagi mereka.
Konsep Ekonomi Nusantara dirancang dengan menekankan penggunaan sumber daya alam lokal dengan bijaksana dan menjaga ekosistem lingkungan. Diskusi ini juga memperlihatkan bagaimana praktik Ekonomi Nusantara telah memberikan manfaat konkret bagi masyarakat lokal di berbagai daerah di Indonesia.
“Skema Ekonomi Nusantara mendukung praktik-praktik ekonomi lokal yang berkelanjutan dan seimbang dalam nilai-nilai ekologi, sosial, dan ekonomi. Secara alami, Ekonomi Nusantara mendorong terbentuknya ekosistem baru yang melibatkan jaringan komoditas yang dihasilkan oleh komunitas di wilayahnya, dengan tujuan memulihkan hak-hak rakyat, lingkungan hidup, dan ekonomi,” ujar Zenzi Suhadi, Direktur Eksekutif Nasional WALHI.
Diskusi ini juga menyoroti berbagai inisiatif lokal yang telah berhasil dalam menerapkan konsep Ekonomi Nusantara. Contohnya, menghasilkan produk turunan dari tanaman hutan, yang telah menjadi sumber penghidupan baru bagi masyarakat lokal. Selain itu, pengakuan dan perlindungan terhadap Wilayah Kelola Rakyat (WKR) juga menjadi hal yang penting untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat lokal sambil menjaga keberlangsungan lingkungan.
“WKR menjadi pondasi sekaligus kunci dalam menciptakan ekosistem Ekonomi Nusantara sebagai upaya mendorong kemandirian ekonomi komunitas sekaligus meningkatkan kedaulatan pangan dan energi, dengan mengurangi emisi dan menyerap karbon,” tambah Zenzi.
Dengan demikian, perayaan Hari Bumi tahun ini tidak hanya menjadi momen refleksi tentang tantangan lingkungan, tetapi juga momentum untuk mendorong praktik ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berpihak kepada masyarakat lokal di Indonesia. ID COMM membuktikan prinsip kerjanya “For the Betterment of Indonesia” melalui rancangan komunikasi publik yang dilakukan melalui diskusi media yang lebih dari sekedar penyampaian pesan-pesan, tetapi untuk mendorong perubahan pendekatan serta praktik tata kelola lingkungan dan manajemen ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Penulis : Agil Asmoaji, Associate ID COMM
Editor : Yulia Maroe, Network & Partnership Manager ID COMM and Riska Fiati, Senior Account Manager ID COMM