Digitalisasi tidak dapat dihindari. Hal ini turut berdampak pada industri televisi yang telah beralih dari sistem analog ke digital. Tayangan yang awalnya hanya dapat diakses melalui televisi fisik, kini merambah ke smartphone, tablet, PC, dan laptop. Tidak hanya itu, televisi juga dituntut untuk bersaing dengan penyedia layanan konten digital. Dengan semakin beragamnya kanal digital, menjadi tantangan tersendiri bagi para praktisi komunikasi untuk menyusun strategi komunikasi yang efektif dan tepat sasaran, termasuk dalam hal penghitungan PR value.

